Bukan dari lorong-lorong yang sama

Aku tidak mengenalmu lewat lorong-lorong yang kita lalui hampir enam tahun lamanya. Aku bahkan tidak menyadari kehadiranmu pada pintu yang tiap kali terbuka lebar. Langkah kita barangkali seringkali sama walaupun menuju arah yang berbeda. Bahkan meski dalam koordinat yang berdekatan Dia tidak mengizinkan kita untuk sekedar memalingkan wajah dan mengucap salam

sama sekali...

Tapi Dia selalu memiliki caranya sendiri dalam tiap pertemuan maupun perpisahan. Ya kan? Hingga mungkin titik temu itu harus lama menunggu seakan ada hijab kokoh yang tak kasat mata. Atau hingga titik pisah itu dirasa cukup untuk membangun kesiapan yang ada pada kehidupan masing-masing. 

Dia selalu bisa menciptakan skenario terbaik bagi tiap hambaNya. Hingga mungkin sang pemain kehidupan lupa bahwa skenarip dariNya tidak pernah putus. Sampai kadang memutuskan langkah terlalu awal atau berhenti terlalu lama. Tapi lagi-lagi keputusan untuk melangkah lebih awal atau berhenti terlalu lama harus tunduk pada titahNya.

Aku tidak mengenalmu lewat banyaknya kata atau pertemuan. Dan hingga kini aku tidak pula mengenalmu dari dekatnya koordinat, lorong-lorong yang sama atau pintu yang terbuka lebar. Karena aku mengenalmu lewat ruang lain yang Allah berikan, Lewat kesunyian panjang dalam kisah-kisahku denganNya. Dan mungkin juga kisah-kisahmu denganNya. Karena memang mungkin kita tidak perlu banyak menuntut Dia menampakkan segalanya sekarang. 

Semoga aku mengenalmu lewat Rabb yang senantiasa memberikan kelurusan niat. Semoga aku mengenalmu melalui Sang Maha Mengetahui hingga Dia memberikan ruang yang lebih lama dalam pertemuan kelak. 




Comments