Mari Berbahagia KarenaNya

Percakapan tadi pagi di kantor bersama salah seorang bapak. *btw tulisan saya sekarang kok sering dimulai tentang percakapan ya? *gapapalah ya blog saya ini, yg baca paling juga saya sendiri :P

Bapak : Harusnya kamu pake baju yang lebih cerah lho
Saya : hehe, kemarin saya kayaknya udah pakai baju agak cerah pak. *sambil mengingat2 baju warna cerah yang ada di lemari dan memang mayoritas berwarna gelap
Bapak : Biar kelihatan berbunga-bunga gitu. *maksudnya jelang 20 september, saya paham
Saya : Adanya ini pak bajunya... * sambil mesam mesem karena sebenarnya saya memang agak kurang 'nyaman' dengan warna cerah yang kadang mungkin bisa membuat saya 'kelihatan'. Atau karena saya terlihat tidak berbunga-bunga=saya tidak bahagia? #entahlah.

Tapi kali ini saya bukan akan membahas tentang warna baju yang saya pakai atau bahkan model berpakaian yang biasa saya kenakan, padahal kemarin jg sempat mendengarkan kembali tentang kajian dengan tema 'pakaian muslimah' yang cukup menarik. Tapi mungkin lain waktu saya tuliskan ya. 

Saya mau menuliskan beberapa hal yang saya kait-kaitkan sendiri juga sebenarnya #piss, tentang percakapan di atas dan salah satu artikel tentang bahagia yang ditulis oleh mbak Dewi dengan judul Aku dan Bahagiaku hasil blogwalking. Berikut artikelnya:

Percakapan di suatu siang..“Aku iri deh sama kamu. Aku iri dengan semua kegiatanmu. Rasanya, pengen juga bisa aktif ikut-ikut terjun di dunia penelitian, apalagi tingkat internasional.” 
Tertegun aku mendengar kalimat itu. Dalam hatipun aku berujar..“Masya Allah.. Aku pun iri padamu. Sudah ada seorang pangeran yang siap menjagamu. Bahkan seorang mujahid kecil akan segera melengkapi kebahagiaanmu”Simpul senyum segera ku lengkungkan, tak henti hati ini melafalkan asma-Nya yg kekal..Subhanallah.. 
Tahukah apa yang aku pikirkan?Sungguh Allah memberikan kebahagiaan melalui banyak jalan.. Melalui banyak kisah cerita yang berlainan..Mungkin ada sebagian mereka yang terpaksa mengundurkan waktu kuliahnya karena menikah di pertengahan tingkat studinya. Belum sempat menyandang gelar sarjana, gelar ibu sudah lebih dulu didapatinya, tentu saja dengan konsekuensi waktu lulus yang lebih lama.. 
Namun lihatlah, senyum itu tetap ada tatkala ia mengucapkan selamat pada rekan sejawatnya. Ia tetap bahagia dengan pilihannya..Atau lihatlah mereka yang memilih untuk berkarya lebih lama sebagai seorang mahasiswa. Di saat teman yang lain “menggenapi” tepat waktu kelulusannya, mereka memutuskan “mengganjilkannya”. Namun mereka tetap tegar menyongsong asa, karena yakin gulir masa perpanjangan mereka berbuah harapan nyata.. 
Lihatlah mereka yang hingga usia 25-an belum memutuskan untuk menikah, saat masa lajangnya ia baktikan untuk dakwah. Demi maksimalnya potensi diri yang terkerah. Tak kita temui gurat sesal pada parasnya, namun ridha dan sekali lagi, senyum bahagia itu tetap tersketsa pada wajah yg terseret lelah.. 
Tak perlulah ku ceritakan tentang mereka yang (alhamdulillah) mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu, menjemput rangkaian prestasi bermutu, mendapatkan kerja perdalam ilmu, atau serangkaian alur-alur pilihan hidup lain yang terus maju. Pastilah kebahagiaan itu mewarnai catatan hari dan lisan-lisan kecil yang tak berdaya tanpa rahmat Sang Maha Pemberi…Maka lihatlah, belajarlah, dan petiklah hikmah.. 
Bahwa setiap pilihan hidup kan membawa konsekuensi dua arah Ketika kita mampu menjalaninya dengan syukur, husnuzhon yang tidak terukur, Yakinlah kebahagiaan yang kan senantiasa menemani langkah-langkah kebaikanMaka aku bahagia dengan bahagiaku.. Dan ku yakin, kamu pun bahagia dengan bahagiamu.. 
Mesti tak satu kisah cerita atau berbeda jalan pilihnya.. Bahagia kan tetap bersama mereka yang berjuang dengan ikhtiar nyata demi menggapai satu asa .. Satu kerinduan dan cita untuk bertemu di jannah-Nya..Karena pada syukur-Nya, Ia tuliskan bahagia… Karena pada banyak cerita, walau tak harus mulus jalannya, ia tetap sematkan rasa itu disana… Karena Ia, dan cinta-Nya, sangat besar untuk kita..“Maka nikmat TuhanMU yang manakah yang akan kau dustakan??” ^_^
Tentang bahagia, tentang berbunga-bunga. Kata yang akhir-akhir ini juga sering berseliweran di telinga saya. "kamu bahagia?" ,"semoga bahagia selamanya", "o..jadi ada yang berbunga-bunga?", "biar keliatan berbunga-bunga" dan lain-lain. Hehe, intinya mah tentang momen bahagia dan berbunga-bunga #deuuu.

Dan membaca artikel Aku dan Bahagia nya mbak Dewi mengingatkan saya bahwa semua orang pasti memiliki hal-hal bahagia yang mungkin tidak sama takarannya antara satu orang dengan orang lain. Ada yang bahagia dengan kondisi kesehatannya, ada yang bahagia dengan keluarganya, ada yang bahagia dengan sekedar mendapat kabar bahagia dari orang lain, ada yang bahagia menatap wajah bahagia orang lain, ada juga yang bahagia saat mendapati dirinya masih bernapas saat membuka mata di pagi hari, ada juga yang bahagia ketika menemukan dirinya masih diberi kesempatan untuk menikmati nikmat islam dan iman yang diberikan oleh Allah dan masih banyak lagi. Bahkan sering sekali orang berkata tentang 'bahagia itu sederhana'.

Dan mungkin memang seperti itu adanya. Setiap orang memiliki hal yang membuatnya bahagia, karena Allah telah memberikan banyak hal yang seharusnya membuat kita merasa lebih dari bahagia. Dengan semakin banyak kita mensyukuri apa yang telah diberikan olehNya bukankah semakin banyak pula kita akan bahagia?

Dan untuk kasus saya #wala kasus, meskipun mungkin nampak tidak berbunga-bunga bagi orang lain, saya cukup bahagia. Bahagia akan apa yang telah Allah berikan pada saya dan apa yang insyaa Allah akan saya hadapi. Bahagia, karena Allah pasti akan menghadirkan 'paket lengkap' dalam tiap pemberiannya. Bahagia, karena Allah akan segera memberikan peluang kebaikan yang lebih luas. Bahagia, karena dia dihadirkan olehNya disaat yang paling baik menurut Allah. Sambil terus meminta padaNya, agar Allah meletakkan rasa bahagia ini tepat seperti apa yang dikehendakiNya bukan apa yang saya ingini. 

Mari berbahagia karenaNya ^_^



Comments