Random Facts Liburan Jakarta Bandung

Yang tersisa dari liburan di Jakarta Bandung kemarin tinggallah cerita. Dan tiba-tiba saya ingin merangkum beberapa cerita yang mungkin penting nggak penting sih ya. Hehe.
1. Ada grab pick up point di Terminal kedatangan 1A Soeta. Nah, jadi sehari sebelum ke Soeta saya sempet cari-cari informasi tentang kendaraan yang kira-kira bisa kami tumpangi menuju ke rumah budhe di Tangerang. Pilihannya antara taksi atau kereta bandara. Taksi konvensional sudah barang tentu agak mahal tarifnya. Sedangkan kereta bandara sepertinya agak ribet karena harus naik skytrain ke tempat naik kereta nya dan ada jawal tertentu yang kita belum tau juga. Kenapa taksi online nggak masuk perhitungan kami? Karena kabarnya kalau di Soeta taksi online untuk penjemputan statusnya nggak resmi, hampir sama kayak bandara-bandara lain ya. Kalau di Halim Perdanakusuma kabarnya sudah resmi. Namun saat keluar dari pintu kedatangan 1A trus nengok kiri ternyata ada semacam counter kecil yang bertuliskan "Grab Pick up Point". Coba-cobalah kami bertanya dan ternyata resmi dari Grab. Bedanya dengan Grab yang mungkin bisa juga kami temui di bandara namun nggak resmi adalah dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 10.500 dari tarif yang tertera di aplikasi. Dan yang pesenpun petugas yang ada di sana. Setelah menunggu kira-kira 10 menit driver Grab nya baru dateng dan langsung deh kita meluncur ke rumah budhe. Alhamdulillah cukup puas yes dengan Grab Pick up Point di terminal kedatangan 1A Soeta.



2. Setelah mampir sejenak di rumah budhe, kami melanjutkan perjalanan ke Kalibata menggunakan KRL. Sarana transportasi ini memang benar-benar menjadi pilihan yang baik ya di Jabodetabek. Kenapa? Harganya murah dan bebas macet. Namun saat jam-jam ramai jangan ditanya ya berjubelnya gimana. Saya dulu pernah mengalaminya jadi kalau bisa hindari jam-jam berangkat atau pulang kantor. Apalagi sambil bawa anak kecil. Meskipun cukup ramai tapi saya dan Nisa masih selalu dapet tempat duduk sih, karena termasuk penumpang yang mendapatkan jatah kursi prioritas meskipun dari tanah tinggi ke duri kami nggak bener-bener duduk di kursi prioritas yang memang disediakan untuk lansia, ibu hamil dan orang yang membawa anak kecil. Dan murahnya harga tiket itu lho yang bikin hepi jalan-jalan pake KRL, dari tanah tinggi ke duren kalibata nggak ada 5rb seinget saya, setelah deposit kartu dikembalikan ya.


3. Kembali di simpang Duren Kalibata yang penuh kenangan. Ya, bisa dibilang daerah Kalibata, Pengadegan, Rawa Jati dan Duren Tiga adalah daerah bersejarah. Kelurahan yang termasuk dalam kecamatan Pancoran ini menjadi saksi kehidupan pasangan baru (saya dan suami) setelah menikah #ahaaaiii. Saat masih pacaran berdua setelah menikah, hingga suami mendapat kabar mutasi ke Palangkaraya. Jalanannya, pasarnya, kos-kosan nya, warung makannya, mall plaza Kalibata, dan sekitarnya selalu mengingatkan saya awal kehidupan kami berumah tangga. Bagaimana saya menghabiskan hari di kosan, wiken di taman tebet atau taman Suropati, ke mall paling sering ya cuman plaza Kalibata, main paling jauh ke Ragunan dan Taman Mini. Saat berdua bersamamu #eaaaa, yang sekarang sangat jarang terjadi. Berduanya ya di rumah, nunggu bocah tidur. Hihi

4. Kami menginap di apartemen Kalibata City. Komplek apartemen yang cukup besar dekat stasiun Duren Kalibata. Kenapa di sana? Karena kami nyari yang deket Stasiun dan kantor lama suami sih. Dan yang paling mungkin di apartemen kalcit. Ada sih Swiss Bell Residence pas di samping stasiun Duren Kalibata, tapi harganya lumayan cyinnn.. jadilah kita berhemat-hemat di kalcit. Lagi-lagi hasil pencarian di Airbnb dan memilih yang murah tapi reviewnya cukup bagus. Lumayan lho 300rb/malam dapet 2 Bed Room Apartemen. Ini dia link apartemennya apartemen mba vina. Cukup puas meskipun menurut saya kurang rapi dan bersih, seperti apartemen mba ayu di Jarrdin Apartemen yang saya review di tulisan sebelum. Tapi yang paling oke menurut saya adalah jemurannya! Karena pas di belakang kipas AC di balkon(apalah itu namanya saya lupa) jadi cepet kering.





5. Sabtu paginya saat udah nyampe Bandung kita jalan-jalan di sekitaran cihampelas. Sampai di suatu SD yang di depannya banyak jajanan-jajanan, salah satunya roti kukus. Nyobain kan kita satu biji rasa coklat kacang. Dan rasanya enaaakkk. Harganya cuman goceng, setangkup gitu. SD nya di ujung jalan Sastra kalau kita masuk dari Cihampelas samping hotel serela. Itu wajib dicoba, pengganjal perut sebelum sarapan hehe. Sayang nggak sempet foto ya. Lanjut ke Teras Cihampelas yang kono kabarnya akan diperpanjang jalanannya. Karena masih pagi jadinya ya belum buka itu warung-warung yang ada di sana. Enak sih jalan-jalan di Teras Cihampelas ini, bebas kendaraan, cukup teduh dan lumayan banyak tempat duduknya. Salah satu hal kreatif di Bandung menurut saya. 



6. Cihampelas Walk, ini mall yang dulunya saat saya pernah jadi anak kos sekitar 2 minggu di Bandung paling sering dikunjungi karena bisa jalan kaki. Mall yang nggak terlalu besar sebenarnya, tapi cukup oke dengan konsep terbuka. Sayang cuman sempet mampir sekali dan sebentar doang, beli sepatu nisa di Bata karena sandalnya ketinggalan di gocar malam sebelumnya dan makan di HokBen. Udah di sini yang dimakan tetep aja ya HokBen. Karena di Palangka nggak ada mak. :D 



7. Bandung ini sebenarnya juga termasuk kota kenangan meski baru ke empat kalinya kesini. Terutama saat pertama kali kesini masih berstatus lulusan SMA yang akan tes Ujian Saringan Masuk ITB. Ke Bandung cuman sama temen-temen aja tanpa orang tua. Jadi anak kos yang harus sekamar berlima selama kurang lebih 2 minggu. Bisa dibayangin tidurnya cuman bisa satu gaya. Haha. Tapi kami bertahan. Demi ujian kala itu dan ngirit tentunya. Saat itu udah jatuh cinta sih sama Bandung. Atau mungkin lebih tepatnya dengan ITB ya. Jadi saat masuk ITB pas ujian itu udah ngebayangin bakalan kuliah disini. Nanti tinggal di kos yang harus ngelewatin jalan kecil yang naik turun dll. Namun Allah menakdirkan hal lain. Saya harus berstatus mahasiswa di kota Surabaya, bukan di Bandung. :)

8. Liburan ke kota besar (Jakarta, Bandung) kadang bikin kepikiran pengen suatu saat suami kembali ditempatkan di kota besar. Karena kemudahan transportasinya, banyaknya fasilitas umum dan ada go food *pengen ngakak.

Mungkin segini dulu random facts yang bisa saya ceritakan selama liburan di Jakarta Bandung kemarin. Semoga bermanfaat ya. 

Comments